November 20, 2019

Bikin Susu Almond Coklat Sendiri

Sejak dikasih tau sama dokter kalau aku mengidap autoimun, aku langsung ganti asupan susu sapi yang tadinya full cream ke skimmed milk. Gak tanggung-tanggung aku langsung ganti yang fat-nya 0%. Terus setelah "berguru" JSR di instagramnya dr. Zaidul Akbar, baru tau kalo susu sapi tuh gak dianjurin buat dikonsumsi sama manusia. Kenapa? Berikut penjelasannya (btw penjelasan di bawah sumbernya dari blog http://mrianarisandi.blogspot.com/)

Dari buku dr. Zaidul Akbar dengan judul "Jurus Sehat Rasulullah", beliau mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hiromi Shinya. Hiromi melakukan penelitian terhadap 350 ribu pasien dan menyimpulkan bahwa susu sapi bukanlah susu untuk manusia. Hal ini dikarenakan struktur dan komponen pada susu sapi sangat tidak sesuai untuk dikonsumsi manusia, apalagi dalam jangka waktu yang lama. Lebih lanjut dr. Zaidul Akbar memaparkan beberapa fakta mengenai susu sapi, yakni sebagai berikut:
  • Tidak ada makanan lain yang lebih sulit dicerna daripada susu sapi.
  • Kasein yang terdapat dalam susu sapi langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki  lambung.
  • Komponen susu sapi yang telah dihomogenisasi menghasilkan radikal bebas.
  • Lemak teroksidasi yang didapat dari pasteurisasi pada susu sapi membuat susu menjadi produk sampah.
  • Susu yang mengandung lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat, dan merusak keseimbangan flora bakteri dalam usus.
  • Perempuan hamil yang minum susu sapi cenderung melahirkan anak yang lebih mudah terkena penyakit kulit.
  • Minum susu sapi terlalu banyak menyebabkan osteoporosis.
  • Jika ingin mendapatkan sumber kalsium, carilah sumber kalsium alami, bukan dari susu. Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa anak sapi yang diberi susu formula justru mati.
Serem nga tuuuu???😰. Buat yang pencernaannya normal aja gak baik, apalagi buat lambungnya risa yang suka error😓. Dan akhirnyaaaa eng ing eenngg, aku beralih ke plant based milk, susu non dairy yang lagi hits, yak benaarrr, susu almond😍. Sebenernya dulu tuh pas lagi diet sebelum nikah sempet minum susu almond yang kemasan gitu, tapi diriku tak terlalu puas sama rasanya, jadi balik mulu ke susu sapi.

Yang aku baca dari berbagai sumber, kacang almond tuh kaya akan nutrisi penting. Tinggi serat dan protein, lemak tak jenuh, vitamin E, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, mangan, magnesium, fosfor, kalsium, dan nutrisi penting lainnya. Jadi kebayang kan manfaatnya kalo konsumsi almond😙. Belum kebayang? Okeh, kita jabarin manfaatnya satu persatu:
  • Rendah karbohidrat tapi tinggi serat dan protein. Naahh serat dan protein itu yang bikin gampang kenyang, jadi kacang almond cocok banget gaes buat menu diet.
  • Kaya antioksidan yang bisa melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif (pemicu penuaan dan penyakit)
  • Kaya vitamin E. Kulit muluuss, kenceng, awet muda. InsyaAllah😆.
  • Mengandum magnesium yang bisa mengontrol gula dan tekanan darah, juga melancarkan sistem metabolisme.
  • Menurunkan kadar LDL atau kolesterol jahat.
  • Mengandung asam folat yang bagus untuk perkembangan janin. Cuuss bumil ngemil sehat pakai kacang almond, biar kenaikan berat badan ibuknya tetap terkontrol😉
  • Merangsang produksi ASI. Buat busui bisa jadi ASI booster nih.
Bahagia akutuuu baca manfaat kacang almond. Tapiii walaupun udah terbukti sehat, tetep gak boleh berlebihan ya konsumsinya. Segala sesuatu yang berlebihan itu gak baik. Untuk kacang almond, jumlah yang disarankan buat dikonsumsi itu segenggam per hari (sekitar 20-30 butir).

Di postingan kali ini sebenernya aku mau re-share resep susu almond coklat yang rasanya wuenaakk dari temanku tersayang @ummikyusuf 😚. Kenapa milih repot-repot bikin sendiri? Pertama, karena tidak repot sebenernya, hahaha, insyaAllah gampang bikinnya. Kedua, hemat sisteeerr, beli susu almond 1 karton ukuran 1 liter bisa 50k++ sendiri, belum tentu cocok pula kan rasanya di lidah kita. Ketiga, kalo bikin sendiri tuh kita bisa milih sendiri bahan-bahannya, jadi udah pasti lebih sehat karena gak pake pengawet dan pemanis buatan.

Oke baiklah, kepanjangan keknya pembukaannya, hahaha. Mari cus kita langsung ke resepnya.
Bahan:
  • Segenggam roasted almond (bisa juga pakai yang mentah, tapi sebelumnya harus direndam dulu selama 8-12 jam)
  • 7 butir kurma, buang bijinya
  • 1 sdm raw cacao powder (cacao yaa, bukan cocoa)
  • 500 ml air matang
  • Sejumput himalayan salt
Cara membuat:
  • Blender semua bahan sampai halus
  • Saring dengan cheesecloth (boleh juga gak disaring kalau lebih suka ada teksturnya)
Bagaimana? Mudah bukan cara membuatnya? (ala bu siska)😂.


Read More

December 22, 2018

Dzikir Pagi Petang

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Hai, haaaiii. Mudah-mudahan semua yang lagi baca dalam kondisi sehat lahir batin yaaa

Kali ini aku pengen sharing tentang salah satu ikhtiar aku untuk tetep 'waras', hehehe. Seperti yang udah pernah aku ceritain sebelumnya, aku pernah kena depresi dan anxiety disorder. Ikhtiar untuk sembuh aku tempuh dengan berbagai macam cara, salah satunya Ruqyah Syar'iyah. Untuk lebih lengkapnya tentang apa aja ikhtiar yang aku jalanin, bisa klik disini ya untuk baca postingannya😉


Jadi melalui ikhtiar Ruqyah Syar'iyah, aku mengenal dzikir pagi petang. Sebenernya udah lama sih denger tentang dzikir ini, tapi gak pernah aku cari tau itu isinya apa, manfaatnya apa, dsb dsb. Ya mungkin karena dulu itu aku merasa tidak butuh, cukup dzikir biasa aja, doa biasa aja, toh hidup lancar-lancar aja, badan sehat, mental sehat. Serem juga ya kalo dipikir-pikir, kok bisa-bisanya dulu gak mau tau cara ibadah yang benar, cara bersyukur yang benar, padahal udah dikasih nikmat yang segitu banyaknya, seabrek-abrek sama Allah ﷻ. Giliran disentil dikit, dikasih ujian dikit, baru deeehh merajuk-rajuk, nangis-nangis, ya Allah, na'udzubillahi min dzalik😣

Oke, balik lagi ke dzikir pagi petang. Sebenernya dzikir pagi petang ini adalah kumpulan doa-doa yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ, yang biasa diamalkan oleh beliau di pagi dan sore hari. Kalo baca arti dari doa-doanya pasti berasa nyeeess gitu, bagus-bagus banget. Waktu itu aku cari tau lebih dalam tentang dzikir pagi petang ini dari website rumaysho. Temen-temen bisa cek dua postingan Rumaysho ini ya kalo mau baca-baca yang lebih lengkapnya: Dzikir Pagi dan Dzikir Petang.

Alhamdulillah aku ngerasa lebih tenang sejak ngerutinin dzikir pagi petang ini, bangun tidur jadi lebih enak, hampir gak pernah mimpi buruk lagi, kalopun mimpi buruk pas bangunnya gak ada rasa cemas kayak dulu :')

Buat temen-temen muslim yang baca postingan ini, yuk rutinin dzikir pagi dan petangnya. Sebagai permohonan ampun buat segala dosa yang udah diperbuat, sebagai rasa syukur karena udah dikasih begitu banyak nikmat, sebagai bentuk ikhtiar untuk menjadi hamba-Nya yang lebih bertaqwa.

Dzikir pagi petangnya aku share dalam bentuk PDF ya (tinggal klik gambar di bawah), jadi temen-temen bisa download terus baca di hp deh😉


     


Read More

June 07, 2018

Lahir Tanpa Tangisan #4

Pukul 04.00 WITA mulas yang saya rasakan ditambah dengan rasa mulas seperti mau BAB. Rasa ingin mengejan pun tidak tertahankan.

"Sus, ini kok kayak mau BAB ya?"

"Jangan dikejan dulu, Bu, belum waktunya, nanti takut jadi bengkak. Ayo atur nafas lagi, Bu"

Suami membimbing saya untuk mengatur nafas. Alhamdulillah rasa ingin mengejan tiba-tiba hilang. Tapi rasa mulas kontraksinya masih luar biasa dahsyat. Selang beberapa menit rasa ingin mengejan timbul lagi, kali ini lebih heboh datangnya sampai saya kaget karena terlanjur mengejan. Bidan di samping saya segera cek bukaan.

"Oke, alhamdulillah sudah bukaan lengkap, Bu. Kita ke ruang bersalin ya, Bu"

Saya dibawa ke ruang bersalin di lantai 3. Dingin. Hening. Saya membayangkan seperti apa wajah dan kondisi bayi yang sebentar lagi akan saya lahirkan. Apakah nanti saya akan berani melihatnya. Sekilas ada rasa takut, takut kalau kondisinya akan membuat saya trauma.

"Ibu bisa pindah ke kasur bersalinnya, Bu? Pelan-pelan aja, Bu"

"Sebentar sus masih belum bisa saya kontrol sakitnya"

Sebetulnya saya agak kesal ketika disuruh pindah kasur. Yang benar saja, lagi menahan mulas kontraksi gini kok ya disuruh pindah. Memangnya gak bisa di kasur yang sebelumnya saja?

Setelah rasa mulas dan kram-nya bisa saya kontrol, saya pindah ke kasur bersalin sambil berguling perlahan. Bidan memasang perlak di bawah pinggul saya. Ada 2 bidan yang menemani saya di ruang bersalin itu.

"dr. Andri-nya bilang baru kesini setelah subuhan dulu ya, Bu, tanggung kata beliau. InsyaAllah kami berdua bisa bantu kalau memang nanti ternyata lahiran sebelum dokter datang"

Tiba-tiba rasa ingin BAB muncul lagi.

"Sus sekarang sudah boleh ngejan kan ya?"

"Boleh, Bu. Ayo kakinya ditekuk aja, Bu"

Sekali kejan. Belum berhasil. Muncul kembali gelombang kontraksinya. Seorang bidan meluruskan kembali kaki saya, katanya agar rasa ingin mengejannya datang lagi. Tapi saya merasa kesakitan luar biasa dengan posisi terlentang seperti itu.

"Sus boleh baring menyamping gak? Sakit banget terlentang gini"

"Gakpapa, Bu. Senyamannya ibu aja"

Saya coba berbaring menghadap kanan, benar lebih nyaman. Dan alhamdulillah muncul lagi rasa ingin mengejannya. Saya mengejan untuk kedua kalinya. Saya merasa seperti ada yang sudah keluar, namun sepertinya belum maksimal. Kemudian saya ubah posisi menjadi terlentang lagi, saya atur nafas seteratur mungkin.

Suami saya akhirnya masuk ke kamar bersalin, mendampingi saya, sama-sama ikut berjuang untuk bertemu dengan anak kami untuk pertama dan terakhir kalinya.

Gelombang kontraksi semakin dahsyat, kemudian langsung dilanjut dengan rasa ingin mengejan. Saya mengejan untuk yang ketiga kalinya, cetek blaasshhh, saya merasa keluar banyak air di bawah sana. Saya mengejan lagi untuk yang keempat kalinya.

"Sus, kayaknya udah ini"

Bidan mengecek perlak di bawah pinggul saya.

"Iya, Bu. Alhamdulillah sudah lahir ya, Bu"

Ternyata nunggu Baba kamu masuk kamar bersalin dulu ya, Nak, baru mau keluar :')


- - -









Ba'da adzan subuh, anak penghuni surga Allah itu lahir.

Muhammad Syafa Ramadhan

Tanpa ada tangisan, tanpa ada adzan yang biasa dikumandangan oleh seorang ayah di telinga anaknya yang baru lahir.

Sunyi

Sepi

- - -

Saya meminta suami untuk memfoto anak kami. MasyaAllah, begitu bersih, tampan, tubuhnya lengkap, jari-jari tangan dan kaki lengkap. Matanya terpejam. Seperti sedang tidur nyenyak.

"Ibu mau lihat anaknya?"

Bidan menghampiri saya sambil menggendong anak saya. Saya mengangguk, kemudian bidan mendekatkan anak saya ke kepala saya. Saya elus lembut pipi Syafa. Wajahnya sangat mirip dengan saya. Dada saya terasa sesak lagi, menyadari bahwa pagi ini menjadi pertama dan terakhir kalinya saya melihat Syafa di dunia.

Ya Allah, Syafa. Anak Ibun. Sayangnya Ibun :'(




Tak berapa lama kemudian dr. Andri masuk ke dalam kamar bersalin. Melihat kondisi vagina dan rahim saya setelah melahirkan Syafa.

"Alhamdulillah bagus aja, tidak ada robekan ya, Bu"

Kemudian dr. Andri melihat kondisi Syafa. Kulitnya sudah mulai membiru katanya.

"Ini kemungkinan sudah lebih dari 24 jam ya, Bu. Sudah agak keriput dan mulai membiru soalnya. Saya lihat ini plasentanya bagus-bagus aja, Bu ai. InsyaAllah pagi ini sudah keluar hasil lab untuk cek urin dan darahnya ya, Bu. Sekali lagi yang sabar ya, Bu, Pak"

Setelah itu saya diberi obat oleh bidan, efeknya membuat saya menggigil kata bidannya. Benar saja, tidak berapa lama saya mulai merasa kedinginan. Minta tolong bidan untuk menyelimuti saya hingga sebatas leher. Efek menggigil itu agak membuat saya lemas dan mengantuk. Kemudian saya dibawa kembali ke kamar rawat saya di lantai 5.

Syafa ada dalam gendongan ayahnya. Suami bilang pada saya bahwa terasa hangat saat ia menggendong Syafa.

Pagi itu juga suami membawa pulang Syafa untuk dimandikan, dikafani, disholatkan di rumah kami, kemudian dikuburkan di samping makam almarhumah uti dari suami. Sedih karena tidak bisa ikut mengantar Syafa ke tempat istirahatnya. Saya masih harus bedrest karena tensi belum normal juga.

Sekitar pukul 10.00 WITA, dr. Andri masuk ke kamar rawat saya, menyampaikan diagnosa dari hasil lab, cek darah dan urin saya. Saya didiagnosa mengalami PEB (pre eklamsi berat) dan HELLP Syndrome. Masuk kategori PEB karena tensi saya mencapai 190/120, padahal 140/100 saja sudah masuk pre eklamsi berat. Kemudian didiagnosa HELLP Syndrome karena ditemukan protein pada sample urin saya. Namun kata dr. Andri memang Syafa pergi sangat tiba-tiba, karena pada umumnya dalam kasus PEB dan HELLP Syndrome ini seharusnya sudah terlihat gejala-gejalanya paling tidak 1-2 bulan sebelum ada kemungkinan iufd seperti yang terjadi pada saya dan Syafa. Sedangkan hasil cek lab saya pada tanggal 16 Mei (2 hari sebelum saya merasa tidak ada gerakan janin), menyatakan bahwa tensi saya normal, gula darah normal, tidak ditemukan protein dan asam urat pada urin.

Dan pada akhirnya kembali lagi, semuanya sudah menjadi takdir Allah SWT. Semua yang kita miliki di dunia ini pada dasarnya bukan milik kita, Allah hanya meminjamkan, termasuk anak. Allah hanya meminjamkan Syafa pada saya dan suami selama 8 bulan di dalam rahim saya, dan saya sangat bersyukur atas hal itu.

Sekarang yang bisa saya dan suami lakukan hanya berusaha untuk terus ikhlas, sabar, menjadikan ini sebuah peringatan bahwa Allah bisa mengambil nyawa hambanya kapanpun Ia inginkan. Menjadikan ini sebuah pengingat untuk menjadi hamba-Nya yang lebih baik lagi, lebih taat lagi, agar nanti Syafa benar-benar bisa menjadi syafaat bagi saya dan suami. Agar nanti Syafa yang menggandeng erat tangan kami menuju surga-Nya. Agar nanti kami bisa bertemu Syafa lagi dan melakukan semuanya yang belum sempat kami lakukan dengan Syafa di dunia.


Muhammad Syafa Ramadhan. Abang Syafa sayang. Anak Ibun dan Baba. 

Sekarang Syafa bobo yang nyenyak ya. Selalu doakan Ibun dan Baba agar kami jadi hamba Allah yang taat, agar kami bisa berkumpul sama Syafa lagi di Surga-Nya.

Love you, Nak

Ibun dan Baba sayang kamu, Syafa
Read More